ngacir_cirz

Free Shoutbox by ShoutCamp

RiriS Search Box

Little Emo Quote

My Follower

My MInd :artikel Quwh...

Posted by Riris Yusrina Sunday 28 March 2010

Potensial pensil Ujian Nasional, mungkinkah?

Pada saat ini seluruh pelajar di Indonesia pasti sedang melangsungkan Ujian Nasional bagi seluruh siswa SMA, SMP, maupun SD. Sebenarnya banyak yang beranggapan bahwa Ujian Nasional sedikit tidak adil bagi kaum pelajar, di karenakan kelulusan mereka hanya di tentukan hanya dalam jangka waktu beberapa hari, dan hanya melibatkan beberapa mata pelajaran saja, tapi ini sudah menjadi keputusan pemerintah, jadi apa boleh buat. ” kami minta doa nya semoga kami semua dapat lulus dengan nilai yang memuaskan,” ungkap salah satu siswa SMP yang mungkin sudah menjadi tren kata-kata tersebut bagi mereka yang ingin melangsungkan UNAS.

Tapi satu hal yang tidak boleh lupa, salah satu faktor internal Ujian Nasional adalah pensil Ujian Nasional. Banyak yang beranggapan bahwa jika dalam mengarsir jawaban tidak begitu tebal, yang dapat menyebabkan jawaban tersebut tidak dapat di tangkap oleh komputer, sehingga lembar jawaban tersebut tidak mendapatkan nilai UNAS, yang menyebabkan banyak tragedi ketidaklulusan pelajar di Indonesia. Hal-hal tersebut sering kita dengar, sehingga ketakutan mungkin yang di dominasi para siswa bukan hanya dapat mengerjakan soal UN atau tidak, tetapi apakah jawaban tersebut dapat di tangkap komputer atau tidak, hal tersebut sangat tidak efektif. Sebenarnya dalam pembuatan soal UN sudah memenuhi standar materi, tetapi menurut saya yang menyebabkan ketidaklulusan siswa banyak di sebabkan karena ketidakmunculan nilai hasil UN.

Di kebanyakan sekolah, mereka melakukan penghematan penggunaan pensil Ujian Nasional. Seperti contoh, setelah menggunakan pensil UN tersebut, pensil tidak di kembalikan kepada siswa, melainkan ditarik kembali oleh pihak sekolah dan di pinjamkan lagi kepada siswa untuk melangsungkan Ujian Nasional pada hari-hari berikutnya. Hal ini bagaikan sesuatu yang menakutkan bagi para pelajar tentang UN. Bagaimana tidak, semuanya harus memenuhi standar UN. Nilai UN harus memenuhi, pensil, penghapus, dan perlengkapan alat tulis lainnya juga harus memenuhi standar. Ribet, kan?

Jika UN tersebut tidak diadakan, atau cukup UAS sekolah saja, saya kira Indonesia dapat lebih mengembangkan daya kreativitasnya, karena tidak terpaku pada UNAS, sehingga apa yang di peroleh siswa selama menimba ilmu di sekolah tidak sia-sia dan mendapatkan nilai sesuai dengan kerja kerasnya selama bersekolah. Selain itu, pengambilan nilai lewat komputer kadang tidak akurat dan tidak afektif , karena kadang-kadang nilai tidak muncul yang di sebabkan kurang penebalan dalam mengarsir jawaban. Sangat di sayangkan bagi siswa yang lalai dalam hal tersebut.

Karena banyak siswa yang beranggapan bahwa UN adalah hal yang penuh aturan dan menakutkan, lebih baik UN tersebut di adakan cukup pada setiap sekolah, atau cukup di bilang Ujian Akhir Sekolah, maksudnya disini, yang menentukan siswa tersebut dapat lulus atau tidaknya adalah sekolah saja yang menentukan, karena yang lebih mengetahui dan lebih mengenal siswanya. Selain itu juga menghemat pengeluaran negara untuk membeli pensil UN yang memenuhi standar yang sama bagi seluruh pelajar di Indonesia pada setiap tahunnya, bukan?

0 comments

Post a Comment

smiLe

MY MUSIC ("crush": David Archuleta)

Search

Design by Coverday